ALASAN MENGAPA BEBAN JAM MENGAJAR GURU DITAMBAH JADI 27,5 JAM

ALASAN MENGAPA BEBAN JAM MENGAJAR GURU DITAMBAH JADI 27,5 JAM
Jam Mengajar Guru Ditambah JAKARTA – Pejabat Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB) gerah setiap mendengar laporan ada oknum PNS yang kluyuran saat jam kerja. Tidak terkecuali PNS guru. 

Mereka kini sedang mematangkan menambah jam mengajar guru untuk satu pekan. Perkembangan aturan baru tersebut, diutarakan oleh Deputi Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Kemen PAN dan RB Ramli Naibaho. Dia menjelaskan, aturan baru jam kerja ini terus dimatangkan antara pihaknya dengan Kementerian Pendidikan Nasional. 

’’Kita dalam satu semangat. Untuk mendongkrak kinerja aparatur,’’ jelas Ramli. 

Dia lantas menjabarkan opsi penambahan beban mengajar guru itu. Saat ini, aturan yang berlaku adalah para guru PNS secara umum memiliki jam mengajar sebanyak 24 jam pelajaran dalam satu pekan. Dimana setiap satu jam pelajaran, berdurasi 45 menit. Nah, untuk menggenjot kinerja para guru itu, beban mengajar bakal ditingkatnya menjadi 27 ,5 jam per minggu. 

’’Dengan penambahan ini, tidak ada alasan lagi PNS guru yang tidak ada kerjaan,’’ kata Ramli. 

Seperti yang sering dijumpai para guru duduk-duduk di ruang kantor, atau di kantin sekolah. Bahkan, juga ditemukan laporan guru yang shopping di jam kerja. 

Selain itu, Ramli juga menjelaskan penambahan beban mengajar guru ini masih sejalan dengan semangat reformasi birokrasi. Jika proses efisiensi dan efektifitas kinerja ini bisa dijalankan, Kemendiknas bisa menjalankan reformasi birokrasi. Dimana ujung-ujungnya memperoler tunjangan kinerja atau remunerasi. 

’’Jangan sebaliknya. Selalu berpikiri remunerasi dulu tetapi tidak mau merubah semangat bekerja,’’ celetuk Ramli. 

Penambahan jam mengjaran ini juga diharapkan bisa menjadi solusi jika kebijakan moratorium PNS mengganggu regenarasi aparatur PNS Guru. Meskipun pemerintah sudah menggaransi masih merekrut CPNS guru baru selama moratorium, tidak menutup kemungkinan bisa membuat stok guru menipis. Terutama di daerah-daerah yang selama ini kekurangan guru 
( Sumber: https://www.jpnn.com/read/2011/08/28/...Guru-Ditambah-)